Sportify.id - Sepak bola adalah sebuah tim, bukan individual. Dan membangun sebuah tim tidaklah hal yang mudah. Berbagai karakter ada yang harus disatukan dan disenergikan.
Apalagi menyimak timnas Indonesia yang selama berpuluh-puluh tahun terpuruk, menurut saya coach Shin lagi membangun basic dan dibangunnya bukan dari nol melainkan dari minus.
Apalagi level timnas kita yang sudah berada di tengah-tengah Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang menyisakan 4 pertandingan dimana Timnas berada di urutan ke 3 dengan sisa pertandingan yang cukup menguntungkan kita, tidak seharusnya pelatih Shin di pecat di tengah jalan.
Mengaca dari Manchester United yang bergonta ganti pelatih, hasilnya pun tetap tidak lebih baik. Karena letak akar permasalahannya ada di dalam tim itu sendiri.
Saya bahkan jadi berpikir apakah ada tekanan-tekanan yang kuat kepada pak Erick sampai akhirnya terjadi keputusan seperti ini???
Karena saya cukup mengenal beliau sebagai pribadi yang sangat mengerti dunia sepakbola. Sebagai mantan pemilik Intermilan dan sekarang pemilik Oxford United, seharusnya pak Erick paham bahwa ini adalah langka yang sangat beresiko.
Selain itu juga pamor pak Erick terhadap keputusan ini pun sangat terdampak.
Apabila pelatih berikut mampu membawa timnas ke Piala Dunia maka semuanya akan berakhir indah. Namun apabila sebaliknya. Dipertandingan berikut melawan australia, timnas kalah, maka tekanan terhadap PSSI maupun timnas akan semakin kencang.
Menutup tulisan ini, karena saya juga berprofesi sebagai komentator sepak bola, saya ingin share pendapat saya, bahwa membangun sebuah tim itu tidaklah mudah.
Bukan sekedar pelatih hebat datang, lalu langsung bagus. Perlu ada konektifitas psikologi yang mendalam juga antara pelatih dan pemain dan itu membutuhkan waktu.
Semoga dibawah pelatih baru, Timnas kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.
Penulis: Gerry Hukubun ( Politikus, Pengamat Sepakbola)